top of page
Search

CEO TALKS BEYOND THEORY “New Normal, New strategy: The Future of Strategic Engineering & Defence In



Pada Selasa Malam, 30 Juni 2020 ILUNI MMUI kembali menggelar diskusi CEO Talks melalui webinar dengan tema “New Normal, New strategy: The Future of Strategic Engineering & Defence Industry”. Ada dua pembicara yang mengisi diskusi ini, diantara Dr.-Ing. Ilham A. Habiebie, MBA yang merupakan Founcer Orbit Future Academy dan Dr. Ir. Elfien Goentoro, MBA Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia. Selanjutnya diskusi dipandu oleh Ir. Nanang E Raswandi, MM, MBB Founder & Senior Consultant BpXellence Consulting sebagai Moderator.

Sepeti biasa, diskusi diawali dengan pembukaan oleh M. Arif Wibowo CEO Airfast Indonesia yang memaparkan tentan perkembangan industri Pertahanan di Indonesia kemudian dilanjutkan oleh Ir. Nanang.


Dr. –Ing Ilham A. Habiebie menjadi pembicara yang pertama memaparkan materinya. Ia menjelaskan bahwa rekayasa pertahanan berfokus pada pengembangan dan produksi teknologi yang digunakan untuk memastikan keamanan nasional serta menjaga stabilitas pemerintah dan negara-negara diseluruh dunia.


Auntonomus UAV, Autonomus Tanks, Steakth Warship, Cyber Warfare & Security, Stars Wars dan Future Battlefield merupakan contoh dari alat pertahanan yang bisa menjadi alternatif.” Ungkap Pak ilham Habiebie. Teknologi distruptif merupakan salah satu upaya dalam memaksimalkan strategi pertahanan.


Didalamnya memuat aspek-aspek artifical intelligence, internet of things, space colonization, 3D printing, medical innovations dan masih banyak lagi. “Upaya atau strategi bisa dilakukan oleh tiga pihak, diantaranya oleh pemerintah sebagai regulator, TNI/Polri/K/L sebagai pengguna, dan Industri sebagai produsen. Kolaborasi ini bisa jadi akan sangat sempurna.” Tuturnya kembali.


Dilain pihak, Dr. Ir. Elfien Goentoro, MBA membahas mengenai masa depan industri strategis. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan adalah pasar industri penerbangan terbesar di dunia. Hal ini tentu menjadi salah satu kesempatan yang semestinya dimanfaatkan dalam mengambangkan industri startegis.


“Saat ini terdapat 180 rute spoke to spoke yang belum terkonekasi. Dan ini merupakan potensi pasar untuk produsk pesawat dalam negeri.” Kemandirian Industri pertahan menjadi salah satu target yang harus di capai. Hal ini tentu harus dipicu oleh faktor-faktor pendukung, seperti SDM dan Kepemimpinan, proses, teknologi dan pemerintahan.


“Saya rasa perlu adanya seleksi pada talent expert untuk indutri pertahanan ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan diantaranta, mengelola talent expert, menerapkan knowledge management, dan lomba inovasi” pungkasnya.

bottom of page