top of page
Search

CEO TALKS “New Normal, New strategy: Lesson Learn from Transportation and Logistics Industry"



Pada 23 (Selasa) Juni 2020 telah berlangsung kegiatan CEO Talks melalui media daring via aplikasi Zoom, dengan tema “New Normal, New strategy: Lesson Learn from Transportation and Logistics industry” oleh ILUNI MMUI. Dalam kegiatan ini dihadirkan dua pembicara, diantaranya Carmelita Hartoto yang merupakan Ketua Umum INSA/CEO PT. Adhika Lines dan Ardianto Djokosoetono Ketua Umum DPP Organda/Blue Bird Director. Diskusi ini dipandu oleh Martoyo Supply Chain Director USG sebagai Moderator. Sebanyak 200 peserta yang tergabung atas Mahasiswa beserta profesional bergabung dalam diskusi ini.


Diskusi diawali dengan pembukaan oleh M. Arif Wibowo CEO Airfast Indonesia dan dilanjutkan oleh Moderator, Martoyo. Pemaparan materi dibuka oleh Carmelita Hartoto Ketua Umum INSA/CEO PT. Adhika Lines yang menjelaskan mengenai dampak COVID-19 pada kinerja logistik dan pelayaran. Kegiatan logistik dan pelayaran menjadi salah satu dari sekian banyak hal yang terganggu oleh pandemi COVID-19. Beberapa yang terganggu tersebut meliputi darat, laut dan udara. Namun, disisi lain ada pula kegiatan logistik yang dapat bertahan hingga memiliki angka pertumbuhan positif.


“Di tengah-tengah menurunya angka pertumbuhan perusahaan- perusahaan logistik dan pelayaran, terdapat jenis jasa logistik yang mengalami pertumbuhan positif. Adapun jasa logistik tersebut adalah jasa logistik e-commerce, jasa angkutan barang kiriman, jasa pergudangan bahan pokok dan barang retail, dan layanan logistik berkaitan dengan transaksi B to C dan C to C” jelas Carmelita. Secara Umum kinerja perusahaan pelayaran mengalami penurunan, oleh sebab itu sangat dibutuhkan stimulus dari pemerintah dan stakeholder supaya mampu bertahan di era pandemi ini.


Kemudian Direktur Blue Bird Ardianto Djokosoetono menyampaikan materi perihal perkembangan transpotasi darat yang mengalami defisit selama pandemi COVID-19. Terhitung sebanyak 9 Triliun industri transportasi mengalami defisit yang terdiri atas AKAP, AJAP, Pariwisata, AKDP, Taksi, Angkot dan Angling. Berdasarkan pasal 197 UU 22/2009, Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara angkutang, wajib: (a) memberikan jaminan kepada pengguna jasa angkutan umum untuk mendapatkan pelayanan; (b) memberikan perlindungan kepada perusahaan Angkutan Umum dengan menjaga keseimbangan antara penyediaan dan permintaan angkutan umum.


Terdapat support-support yang semestinya diberikan pemerintah, diantaranya tax relaxation (UMK No.44/2020), loan relaxation (POJK No.11/2020), pajak kendaraan bermotor, PNBP perizinan, relaksasi pembayaran BPJS, BLT untuk pengemudi dan TK pendukung. “Pada kenyataan nya realisasi support yang harusnya pemerintah lakukan tidak sepenuhnya dilakukan, bahkan untk PNBP perizinan, relaksasi pembayaran BPJS dan BLT untuk pengemudi dan TK pendukung tidak ada realisasinya sama sekali.” Ungkap Direktur Blue Bird, Ardianto Djokosoetono.


Menghadapi kondisi seperti ini, tentu industri transportasi terutama transportasi darat perlu melakukan perubahan terhadap pola kebutuhan pelanggan yang baru. “Menghadapi perubahan perlu menggunakan strategi dan penyesuaian. Terdapat hal-hal yang bisa dilakukan, diantaranya menerapkan konsep low touch, hygiene assurance, newgagement, dan newsegment” pungkasnya. Industri Transpotasi yang terdampak perlu berubah haluan dalam upaya bertahan. Solusi yang diberikan oleh CEO PT. Adhika Lines dan Direktur Blue Bird ini perlu menjadi bahan acuan dalam penerapan startegi industri transportasi.

bottom of page